DiscoverADCO: Jessica Manarisip – Semangat Tak Terpatahkan dalam Menghadapi Tantangan
“A horse is the projection of peoples’ dreams about themselves – strong, powerful.”
Sebuah kutipan yang tepat untuk menggambarkan Jessica Manarisip, salah satu litigator muda di ADCO Law. Berbeda dengan para koleganya, Jess, begitu ia biasa disapa memiliki hobi yang tak biasa: berkuda. Bukan tanpa sebab, Jess telah diperkenalkan dengan kuda sejak ia masih kecil.
“Ya, sejak kecil saya tinggal bersama opa (baca: kakek) dan oma (baca: nenek). Opa adalah pelatih kuda pacu asli dari Sulawesi Utara. Kami akhirnya tinggal di Jakarta karena opa mendapatkan panggilan khusus dari almarhum Bapak Ali Sadikin, Gubernur Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta pada saat itu, untuk melatih para joki kuda yang ditempatkan di pacuan kuda Pulomas, Jakarta Timur,” jelas Jess. “Jadi, saya dan para kuda sudah memupuk keakraban ini sejak saya masih bayi,” sambungnya sembari tertawa kecil.
Jess dan hobinya dalam berkuda tak urung kandas meskipun ia telah aktif berkarir sebagai pengacara. “Soal pembagian waktu, yaa pintar-pintar mengatur saja. Saat ini kalau ada waktu luang untuk berlatih, saya pasti akan bergegas. Walaupun memang sudah tidak sesering dulu,” ujarnya.
Kecintaan Jess tidak sebatas soal aktivitas berkuda saja. Ia mengaku kerap mengikuti berita mengenai eksploitasi hewan ini. Mulai dari pemanfaatan tenaga kuda yang tak semestinya, hingga polemik konsumsi daging kuda. “Sampai saat ini, saya masih belum bisa mengontrol emosi tiap kali melihat daging kuda dikonsumsi oleh manusia. Apalagi melihat kuda yang digunakan tenaganya entah semata untuk hiburan atau berdalih ‘pelestarian budaya’. Saya tidak sepakat,” tegasnya.
A. Hobi Membentuk Karakter
Alumnus Universitas Pelita Harapan ini mengaku bahwa ia dan aktivitas berkuda adalah dua hal yang tak terpisahkan. Seluruh memori masa kecilnya bersama kuda secara tidak langsung membentuk karakter seorang Jessica Manarisip yang dikenal sebagai perempuan dengan pendirian yang kuat, keberanian bersuara, dan kegigihan yang tak pernah pudar. Meski kerap berjibaku dengan tanggung jawabnya sebagai seorang pengacara bermobilitas tinggi, Jess seperti tak pernah kehilangan semangatnya.
“Wah, begitu, ya? Bisa jadi ini adalah hasil dari proses saya dibesarkan. Saya tidak pernah disuguhkan dengan sesuatu yang instan. Jika ingin menggapai sesuatu, ada usaha yang harus saya lakukan. Termasuk soal berkuda. Setiap saya ingin bermain dengan kuda, saya sendiri yang harus mengeluarkannya dari kandang, membersihkannya, memandikannya. Intinya, saya yang ingin, saya yang harus bertanggungjawab,” kenang Jess. “Saya pernah jatuh dari kuda dan seperti anak-anak pada umumnya, merahasiakan ini dari orang tua, kakek, dan nenek saya. Tapi akhirnya ketahuan. Uniknya, mereka justru melucuti semangat saya untuk tetap dan terus berlatih,” ujarnya sembari terkekeh.
Tak heran, perempuan kelahiran 1995 ini tak pernah kehilangan optimismenya dalam proses karirnya. Bagi Jess, berkuda dan berlitigasi memiliki tiga kesamaan: fokus tinggi, kesabaran tanpa batas, dan jiwa yang tak pupus oleh tantangan. “Dua aktivitas yang jauh berbeda. Tapi dengan jelas saya bisa melihat kesamaan ini. Saya belajar banyak dari keduanya,” ujar Jess.
B. A Voyage of Discovery
Sebagai salah seorang dari generasi muda yang sukses bergiat di dunia litigasi, Jess meyakini bahwa sejatinya, proses adalah hal yang harus dihargai dan tidak disia-siakan.
“Saya tidak hanya berpesan untuk para rekan kerja, tapi juga sebagai pengingat untuk diri saya sendiri, bahwa ketika ada keinginan untuk menyerah, ingatlah bahwa emas yang bernilai mahal membutuhkan proses pembuatan yang tidak sebentar, peleburan yang tidak mudah dan bahkan menyakitkan,” ujar Jess.
“Jadi, untuk saya sendiri dan seluruh rekan di dunia litigasi, terbentuk sebagai pengacara litigasi yang handal, hebat dan bernilai tinggi tentu membutuhkan proses, pasang surut, dan berbagai penemuan yang justru mampu mengarahkan kita pada tujuan. Ada kalanya kita berada di puncak gunung yang tinggi atau di lembah yang sangat dalam. Saya menyebutnya sebagai ‘voyage of discovery’. Apapun yang terjadi, fokus, sabar, dan tetap pantang menyerah pada setiap tantangan yang kita hadapi. Come rain or shine,” tutup Jess.
Untuk membaca profil lengkap Jessica Manarisip, silakan klik di sini.
***
ADCO Law merupakan law firm Jakarta Indonesia yang menyediakan ragam layanan hukum terintegrasi kepada klien mulai dari transaksi komersial dan litigasi perusahaan di berbagai sektor industri.
Dengan pengalaman lebih dari satu dekade, tidak hanya aspek regulasi, kami memahami industri dan bisnis klien. Kami memberikan nasihat hukum menyeluruh dan solusi untuk meminimalisasi risiko hukum secara komprehensif dalam menghadapi dinamika bisnis.
Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut mengenai masalah ini, jangan ragu untuk menghubungi kami
ADCO Law
Setiabudi Building 2, 2nd Floor, Suite 205C
Jl. H.R. Rasuna Said Kav. 62, Setiabudi Karet
Jakarta Selatan, 12920, Indonesia.
Phone : +6221 520 3034
Fax : +6221 520 3035
Email : [email protected]
Penafian: Artikel ini telah disiapkan hanya untuk tujuan bacaan ilmiah dan pemasaran dari ADCO Law. Dengan demikian, semua tulisan yang dimuat di sini bukan merupakan pendapat hukum formal dari ADCO Law. Oleh karena itu, ADCO Law harus dibebaskan dari dan/atau tidak dapat dimintai pertanggungjawaban atas segala sesuatu yang dilakukan oleh entitas yang menggunakan tulisan ini di luar tujuan ADCO Law.