| |

Veby Oktia Hasibuan: Into The Heart Through Culture

VEBY-PHOTO

“If you talk to a man in a language he understands, that goes to his head. If you talk to him in his own language, that goes to his heart.” 

Kata-kata bijak ini lah yang berhasil memicu semangat Veby Hasibuan, salah satu lawyer muda ADCO Law, untuk terus mempelajari budaya termasuk bahasa, khususnya Korea. Baginya, kepiawaian dalam memahami budaya lawan bicara menjadi perihal penting, sebab dalam proses komunikasi, perasaan nyaman dan dipahami seutuhnya adalah hal yang sangat berharga untuk dapat dirasakan oleh komunikan. 

“Karena pada akhirnya, klien akan memilih lawyer yang berhasil membuatnya nyaman, kan?” ujar Veby sembari tersenyum dalam sesi wawancara kami. 

Veby Hasibuan: Lawyer Berbahasa Korea Kebanggaan ADCO Law

Bergabung di ADCO Law pada awal tahun 2023, Veby, demikian ia biasa disapa, berdedikasi langsung pada setiap klien dengan latar belakang budaya Korea. Tak bisa disangkal, literasi bahasa Korea bagi lawyer di sebuah law firm semakin menjadi urgensi, termasuk di ADCO Law. 

Pasalnya, investasi Korea Selatan di Indonesia telah diketahui meningkat pesat, menjadikan Indonesia mitra penting bagi Korea Selatan di kawasan ASEAN. Federation of Korean Industries mencatat bahwa Indonesia menjadi pemasok penting bagi Korea, terutama karena status Indonesia sebagai produsen nikel terbesar dunia. Hal ini menunjukkan bahwa signifikansi ekonomi Indonesia diperkirakan akan meningkat di tahun-tahun mendatang. Hal ini, membawa KBRI Seoul dan IIPC Seoul secara aktif mendorong bisnis Korea Selatan untuk berinvestasi di Indonesia dalam tiga bidang utama: arsitektur kesehatan global, transformasi digital, dan transisi energi. Hal ini sejalan dengan Presidensi Indonesia di G20.

Melalui kerjasama dengan pemangku kepentingan bisnis, ADCO Law berdedikasi untuk mendorong kerja sama dengan Korea Selatan dan mendorong upaya Korea Selatan untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat industri dan basis produksi baru ASEAN karena memiliki akses yang luas ke pasar global. 

Tak heran, jika kehadiran Veby jelas menguatkan komitmen firma. Sebagai bagian dari corporate lawyer, Veby kerap ditugaskan untuk bernegosiasi secara langsung dengan para stakeholder asal Korea. 

“Profesi seorang lawyer pada dasarnya berkenaan dengan mengakomodir kebutuhan dari pengguna jasa kita, yaitu klien. Dalam proses interaksi tersebut, penilaian-penilaian akan muncul sehubungan dengan mana yang lebih membuat mereka nyaman dan mana yang tidak, mana yang menurut pandangan mereka mampu memahami mereka secara utuh dan mana yang tidak,” ujar Veby. Kecenderungannya tentu, klien akan memilih lawyer yang mampu memahami budaya mereka, sebab secara emosional akan lebih mudah untuk terkait,” lanjut Veby. 

Bagi Veby, kepiawaian dalam memahami budaya lawan bicara secara langsung juga mampu merepresentasikan rasa hormat. “Siapa sih yang nggak senang, ketika kita sedang bicara, nih, pakai bahasa Ibu, ternyata lawan bicara respon dengan bahasa yang sama, padahal kita tahu mereka berasal dari belahan dunia yang lain,” ujar Veby sembari tertawa. “Nah, di situ pasti muncul apresiasi dari mereka, menjadikan proses komunikasi atau negosiasi yang sedang berjalan lebih mudah, lebih mendapatkan validasi, dan lebih hangat tentunya,” lanjutnya. 

Jeli Melihat Prospek 

Memilih Korea sebagai budaya yang didalami, tentu bukan tanpa sebab. Veby mengaku, melihat secara jeli prospek investasi Korea di Indonesia yang semakin menjamur. 

“Saya melihat Pemerintah Indonesia berupaya agar investasi di Indonesia lebih menarik bagi investor asing, terutama di industri EV, infrastruktur, dan teknologi hijau. Dengan demikian, ini adalah waktu yang tepat untuk berinvestasi di Indonesia di bidang ini untuk mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan dan menemukan mitra bisnis terbaik Indonesia untuk membuat usaha patungan,” ujar Veby.  “Ini tentu sebuah prospek. Mendalami budaya dan bahasa Korea saya yakini jadi keputusan yang tepat,” ujar Veby. 

Melanjutkan pendidikan S2 di Chung-Ang University, Korea Selatan pada Department of Law, semakin menajamkan kecintaan Veby terhadap Korea. Terlebih, pendidikan yang ia tempuh merupakan beasiswa khusus dari Pemerintah Korea. “Nah, karena pendidikan saya didukung secara utuh oleh Pemerintah Korea, saya semakin terdorong untuk belajar lebih giat, memahami segalanya lebih dalam,” ujar Veby. “Ada rasa malu, dong, wah sudah dibiayai oleh pemerintah Korea tapi kok setengah-setengah,” lanjut Veby sembari tertawa kecil. 

Kemampuannya dalam beradaptasi dengan budaya setempat lah yang akhirnya berhasil membawa Veby dalam kecintaan yang dalam terhadap Korea dan berbagai prestasi yang patut dibanggakan. 

“Nyaris seluruh momen soal Korea membawa memori tersendiri untuk saya. Salah satunya saat masa perkuliahan. Saat itu, salah satu dosen saya merupakan Ketua Korean Society of International Law dan beliau sedang mengadakan program ‘jalan-jalan’ ke Dokdo. Dokdo adalah pulau yang paling luar di Korea. Nah, pada acara tersebut, saya banyak ketemu dosen dan mahasiswa dari kampus lain.  Yang membuat saya semakin melihat hal ini sebagai hal yang menyenangkan adalah, kehadiran banyak pejabat dan pemegang kepentingan,” kisah Veby. 

“Nah, yang sangat membanggakan bagi saya adalah, dosen saya kerap memperkenalkan saya dengan berbagai hadirin menggunakan bahasa Korea, dan saya pun menanggapinya dengan bahasa Korea murni tanpa mencampurnya dengan bahasa Inggris. Menurut saya itu pengalaman once in a lifetime,” lanjut Veby. 

Kini, menjalani profesi sebagai corporate lawyer, Veby kerap menyelesaikan berbagai transaksi dalam bidang korporasi dan M&A, energi, pertambangan, konstruksi, dan major project, persaingan usaha, kepailitan dan PKPU, kepatuhan hukum, dan ketenagakerjaan. 

Dalam lintas bidang korporasi tersebut, Veby telah berhasil menyelesaikan berbagai transkasi, di antaranya; membantu Perusahaan Gas Negara Indonesia dalam hal ketenagakerjaan, hubungan industrial serta proyek infrastruktur; membantu klien dengan Sengketa Kekayaan Intelektual terhadap entitas asing; membantu perusahaan publik Indonesia dalam transaksi akuisisi bisnis dan aksi korporasi; membantu klien asing mengenai perdamaian dengan perusahaan Indonesia; membantu klien dengan Uji Tuntas Kekayaan Intelektual; membantu klien asing mengenai pendirian bisnis di Indonesia; membantu klien dalam proses pidana di Pengadilan Tipikor Jakarta; dan lain-lain.

Motherhood Bagi Veby Hasibuan

Memiliki seorang anak balita di tengah karier sebagai seorang corporate lawyer, jelas merupakan serangkain adaptasi yang dilalui Veby.

“Kurang tidur, kurang istirahat, kurang healing,” ujar Veby sembari tertawa. “Tapi memang itu konsekuensinya, dan saya yakin itu lah pengorbanan yang dilakukan seorang Ibu. Yang terpenting bagi saya adalah, piawai dalam manajemen waktu,” lanjutnya. Veby menceritakan bagaimana pembawaan serius yang ia tunjukkan di kantor, merupakan hasil dari level fokus yang ia terapkan selama jam kerja berlangsung. 

“Fokus adalah salah satu hal utama yang saya pelajari dari budaya Korea. Saya terbiasa menyelesaikan satu hal terlebih dahulu, sebelum masuk ke pekerjaan selanjutnya. Termasuk dalam membagi waktu soal pekerjaan dan mengurus anak,” ujar Veby. “Melatih fokus terbukti membawa saya menyelesaikan hal-hal sesuai pada waktunya,” lanjut Veby. 

Veby meyakini bahwa saat ini ia tidak hanya mengemban posisi sebagai Ibu, namun juga istri, associate di ADCO Law, dan kolega bagi seluruh rekan-rekannya. “Yang saya lakukan adalah fokus menjalani hidup saya di setiap role yang saya jalani hari ini,” ujar Vebby. “Level fokus ini saya harap mempu menjadi teladan bagi putra saya, menjadikan dia memahami betapa pentingnya memiliki empati pada setiap role yang dijalani oleh setiap orang di setiap budaya. Secara langsung akan berdampak pada cara pandangnya mengenai hubungan interpersonal sebagai manusia yang hidup berdampingan,” tutup Veby.